Selama ini, wanita seringkali dianggap sebagai penyebab pasangan suami istri sulit memiliki momongan. Ternyata, berdasarkan penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ternyata 11-15 persen pasangan sulit memiliki keturunan disebabkan oleh faktor infertilitas dari suami.
Sperma suami yang tidak berkualitas menjadi salah satu ‘biang keladi’ sulitnya mendapat momongan.
“Meski persentasenya kecil, namun hal ini perlu diwaspadai,” ujar Dokter Spesialis Andrologi, Wahyuning Ramelan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ramelan mengatakan, meski peran pria dalam proses reproduksi sangat kecil, namun pria tetap harus ‘menyumbangkan’ sperma yang baik dan berkualitas supaya pembuahan berhasil.
Kriteria sperma yang baik berdasarkan ketetapan WHO yakni volumenya mencapai 2-5 CC, bentuknya harus nampak seperti cairan berwarna putih keruh atau berwarna putih murtiara dengan kekentalan biasa.
“Sperma tidak boleh terlampau encer. Dan, ciri sperma yang baik memiliki bau yang khas bukan berbau busuk,” kata Ramelan.
Sedangkan secara mikroskopis, pria yang dianggap subur idealnya harus mengeluarkan sel sperma lebih dari 40 juta. dari sekian banyak sel sperma yang keluar pun sebagian besar bentuknya ada yang tidak normal. Sperma yang baik memiliki bentuk normal 30 persen.
Gerakan sperma untuk menuju sel telur pun harus gesit dan bergerak lurus atau zig-zag.
“Sperma tidak boleh menggumpal sebab bisa menghambat pergerakannya untuk bertemu dengan sel telur.”
Ada beberapa istilah untuk nama lain kelainan pada sperma. Pria infertilitas bisa disebabkan jumlah sperma yang dikeluarkan tidak memenuhi standar (Oligozoospermia). Ada pula jenis kelainan yang menunjukkan sperma tidak bisa bergerak dengan baik (Astenozoospermia).
Bahkan ada juga pria yang memiliki kelainan, selalu mengeluarkan cairan tapi tidak mengandung sperma (Azoospermia) atau bisa juga seorang pria tidak mengeluarkan cairan sperma sama sekali (Aspermia).
“Kelainan ini bisa terjadi akibat faktor genetik yang sulit dicegah. Atau, akibat faktor organik karena memiliki kelainan penis. Normalnya, ‘junior’ mengeluarkan cairan di bagian ujung. Jika tidak berarti bisa menghambat proses masuknya cairan ke dalam sel telur tidak tepat sasaran.
Namun, jangan khawatir ketidaksuburan pada pria juga masih bisa dicegah. Antara lain, jangan sampai terkena penyakit menular seksual (PMS), jalani pola hidup sehat, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari rokok, dan konsumsi suplemen.
“Ponsel sebaiknya jangan diletakkan di saku celana. Meski mengandung gelombang elektromagnetik dan elektrostatik yang sangat kecil namun bisa berpengaruh pada jumlah produksi sperma dan kualitasnya. Jangan terlampau lama berada di depan computer. Sesekali tinggalkan meja kerja minimal satu jam. Dan banyak-banyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan C,” katanya.
Hindari Panas pada Testis
Menjaga agar testis tetap sejuk juga adalah penting untuk kesuburan pria. Penelitian menemukan bahwa saat testis mencapai suhu 98 derajat Farhenheit (36.67 °C), produksi sperma berhenti. Pada suhu panas ini, motilitas dan morfologi sperma menurun/rusak. “Suhu normal buah zakar adalah 34 derajat celcius, bila terjadi kenaikan suhu sedikit saja, sekitar 36-38 derajat celcius, dan keadaan ini terjadi selama berjam-jam, dapat menyebabkan ‘varicocele’ yang merupakan penyebab ketidaksuburan pada pria.
Menurut Prof. Dr.Ismail Tambi dari Universitas Kebangsaan-Kuala Lumpur, sebanyak 15% pasangan suami istri mengalami masalah infertilitas, dan 30-50%-nya disebabkan oleh laki-laki yang tidak subur. Prof. Tambi mengungkapkan bahwa kasus infertilitas pria paling banyak disebabkan oleh faktor varicocele (47,2%)
Faktor apa saja yang menyebabkan kondisi panas pada testis?
1. Mandi rendam air panas, sauna (air panas menurunkan produksi sperma hanya dalam 30 menit)
2. Sakit demam (menurunkan produksi sperma sebesar 35%)
3. Pemakaian laptop di pangkuan
4. Celana dalam atau jeans ketat
5. Mesin kendaraan (biasanya pada moge/motor yang dimodifikasi) yang terlalu dekat dengan tempat duduk.
Selain itu, ada juga jenis obat yang harus dihindari:
1. St John’s Wort (hypericin)
St John’s Wort adalah obat jamu yang dipakai untuk mengobati depresi ringan. Namun ternyata ia dapat mengubah DNA sperma.
2. Echinacea
Echinacea digunakan untuk menyembuhkan penyakit flu atau infeksi. Namun dokter menyarankan menghindari Echinacea saat program kehamilan karena ia dapat merubah bentuk sperma, membuatnya susah berenang menuju ovum.
3. Ginkgo
Ginkgo banyak dipakai untuk aneka perawatan medis termasuk membantu memori dan daya ingat. Namun, bila sedang program kehamilan, baiknya dihindari karena ada potensi merusak kesehatan sperma.
4. Nikotin dan Alkohol
Kandungan nikotin pada rokok menurunkan kesuburan sperma sebesar 20%.
Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon pada pria juga menyebabkan infertilitas. Hal tersebut diakibatkan dari polusi, makanan dan aneka faktor luar lainnya.
Dibawah ini adalah beberapa langkah untuk menyeimbangkan hormon anda:
- Makan makanan berserat, sayur dan buah, lebih baik lagi yang organik.
- Hindari makanan dari kedelai yang belum difermentasi
- Konsumsi suplemen berisi bahan alami yang telah dibuktikan secara ilmiah dapat meningkatkan kesuburan. Salah satunya adalah yang mengandung akar Maca (Maca Root). Maca telah digunakan kaum pria di Peru selama berabad-abad untuk meningkatkan energi Libido dan Kesuburan (meningkatkan motilitas sperma). FertilAid for Men adalah suplemen kesuburan yang mengandung nutrisi herbal penting ini, selain juga mengandung L-Carnitine dan vitamin A (beta karotin), C, D, E dan K yang terkenal dapat meningkatkan kesuburan, dan telah dibuktikan secara ilmiah: Male Fertility Supplement Improves Sperm Quality & Motility in Clinical Study: ( http://www.prweb.com/releases/FertilAid/fairhaven_health/prweb2675684.htm )
sumber : wishingbaby