Pada 23 Januari 2013, University of Murcia Spanyol dalam risetnya yang telah dilakukan selama belasan tahun menjelaskan, setelah para peneliti mengamati lebih dari 200 orang laki-laki sehat mulai dari 2001-2011, ditemukan bahwa jumlah sperma pada manusia sedang menurun dengan kecepatan yang mengejutkan. Dalam 10 tahun konsentrasi rata-rata sperma mulai dari 72 juta/ml pada 2001, menurun hingga menjadi hanya 52 juta/ml pada 2011, atau turun sekitar 28%.
Di saat manusia memasuki abad ke-21, terdapat semacam zat beracun yang diam-diam menyebar ke seluruh dunia, dan telah mencemari tubuh semua orang sedikit-sedikit. Zat semacam ini disebut hormon lingkungan, yang dalam bahasa Inggris disebut Endocrine Disruptors, jika diterjemahkan adalah “zat kimia yang mengganggu kelenjar endokrin”. Hormon lingkungan adalah semacam bahan kimia buatan manusia yang mencemari lingkungan, yang juga memiliki karakteristik menyerupai hormon di dalam tubuh mahluk hidup. Zat ini masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan melalui rantai makanan dan bersirkulasi di dalam aliran darah serta terakumulasi di dalam lemak, yang kemudian akan mengganggu hormon pada tubuh makhluk hidup itu sendiri. Fenomena pencemaran hormon lingkungan secara luas di seluruh dunia ini telah memicu kekhawatiran yang luar biasa bagi para ilmuwan lingkungan hidup.
Suatu penelitian menunjukkan, dalam beberapa tahun terakhir jenis zat kimia baru yang terekspos di tengah lingkungan manusia dan hewan liar berjumlah lebih dari 100.000 macam. Uni Eropa juga mengakui bahwa 99% dari zat kimia tersebut tidak diawasi secara memadai.
Zat kimia seperti ini diuapkan ke udara oleh panas matahari khatulistiwa dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, yang kemudian mengalami kondensasi dingin, dan jatuh ke berbagai tempat yang dingin melalui curah hujan maupun curah salju. Karena suhu dingin menyebabkan zat-zat kimia di permukaan bumi ini sulit untuk menguap, sehingga konsentrasi zat kimia tersebut terus terakumulasi di tempat itu.
Peneliti juga menemukan bahwa tidak hanya jumlah sperma saja yang berkurang drastis, melainkan juga kualitas sperma yang menurun secara signifikan. Hal ini terlihat dari bentuk sperma yang mengalami perubahan bentuk, dan daya tahan sperma yang sangat menurun. Padahal dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa sperma dengan tingkat konsentrasi di bawah 20 juta/ml sangat sulit untuk membuat perempuan hamil. Angka statistik menunjukkan, negara yang semakin produktif dalam hal materi, atau kelompok orang yang menguasai kekayaan materi yang semakin banyak, kemampuan reproduksinya juga semakin rendah. Tingkat terjadinya kemandulan di negara-negara makmur adalah sekitar 15-20%. WHO bahkan meyakini di sebagian kawasan, tingkat infertilitas tertinggi ada yang mencapai 36%.
Kawasan industri mengakibatkan banyak dampak buruk bagi kesehatan kaum laki-laki. Ilmuwan menyalahkan masalah pencemaran yang kian hari kian parah sebagai pemicu menurunnya kualitas sperma kaum laki-laki, terutama bahan-bahan kimia yang timbul akibat proses industrialisasi seperti racun serangga (DDT) dan Polychlorinated Biphenyls (PCBs) yang dapat mengganggu sekresi dan bekerjanya hormon laki-laki. Baru-baru ini, majalah Journal of Andrology menerbitkan sebuah laporan dalam bahasa Italia yang menyebutkan bahwa para peneliti AS menemukan: “Produksi sperma pada laki-laki masa kini hanya 1/3 dari sperma hamster.”
Seorang dosen ilmu kimia AS meramalkan, pada tahun 2040 nanti, setengah dari pria Amerika Serikat akan menjadi pria yang tidak memiliki kemampuan reproduksi. Para pakar juga memperingatkan, beberapa puluh tahun mendatang, di tengah manusia akan muncul “krisis sperma”. Hormon lingkungan dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan kelenjar kelamin, penyusutan testis, berkurangnya berat testis dan epididimis (struktur yang terletak di sekeliling testis), serta terjadi kriptorkismus (suatu kondisi dimana buah zakar tidak turun ke dalam kantungnya). Hormon lingkungan dapat mengurangi jumlah sel germinal testis dan sel sertoli, mengurangi sel mesenchymal, serta menurunnya kemampuan seksual, yang dapat mengakibatkan kemandulan. Sementara hormon lingkungan betina dapat menyebabkan semakin meningkatnya risiko terkena kanker testis.
Dalam sebuah laporan berjudul “Survey dan Pemeriksaan Kesehatan Terhadap Dampak Bahan Kimia dalam Produk Sehari-hari pada Balita Usia 2 Tahun” setebal 327 halaman yang diterbitkan oleh Departemen Lingkungan Hidup Denmark, disebutkan bahwa bahan-bahan kimia yang dapat memicu varian kelamin itu “tersembunyi” pada jas hujan, sepatu boot plastik, tekstil, krim tabir surya, pelembab, dan produk sehari-hari lainnya, sehingga manusia menjadi kian sulit melindungi diri sendiri maupun keluarganya dari bahaya polutan ini. Polutan ini antara lain dikeluarkan oleh: kantong plastik yang terbakar, zat dioksin yang dilepaskan PVC, bahan Phthalates yang biasanya ditambahkan pada sabun, sepatu karet, boneka mainan, dan lain-lain yang fungsinya untuk melunakkan bahan plastik, bahan coating cat dan peralatan elektronik yang umum digunakan, yang dapat menyebabkan gangguan hormon, serta Polychlorinated Biphenyls (PCBs) yang dilarang penggunaannya.
Produk kosmetik telah menjadi kebutuhan hidup yang wajib dipenuhi setiap harinya bagi kaum hawa di zaman modern ini. Phthalates adalah sejenis zat campuran plastik yang kandungannya sangat tinggi pada kutek/cat kuku, zat ini dapat meningkatkan fleksibilitas dan kelenturan, sedangkan kutek membutuhkan 5% zat campuran plastik ini untuk membuat lapisan yang baik serta meningkatkan kekentalan emulsifikasi agar terlihat mengkilat dan bertekstur, serta dapat menekan biaya. Selain itu, Phthalates dapat membuat hair spray yang digunakan pada permukaan rambut dapat membentuk lapisan lentur sehingga rambut tidak menjadi kaku. Terlebih lagi sering ditemukan aplikasinya pada parfum, sebagai pengikat aroma agar aroma parfum tidak cepat menguap, dan wangi tahan lebih lama.
Dosen ilmu kimia dari Qinghwa University Beijing, Cheng Changmei berkata, materi dalam kosmetik seperti ini dapat masuk ke dalam tubuh perempuan melalui sistem pernafasan dan kulit. Jika terlalu banyak digunakan, dapat meningkatkan kemungkinan terserang kanker payudara, juga dapat membahayakan sistem reproduksi pada bayi laki-laki yang mereka lahirkan kelak.
Saat ini di seluruh dunia setiap tahunnya terdapat lebih dari 1 juta perempuan yang mengidap kanker payudara, dan lebih dari 400.000 orang perempuan meninggal karena kanker payudara. Baru-baru ini pengidap kanker payudara di Tiongkok kian meningkat, usia pengidap juga kian muda. Menurut surat kabar Beijing Evening News edisi 10 Mei 2013 lalu, usia yang banyak mengidap kanker payudara di Tiongkok adalah antara 40-60 tahun, dan yang terbanyak adalah antara usia 45-55 tahun. Dan para pengidap penyakit ini terus bertambah setiap tahunnya. Jika membandingkan perempuan Tiongkok dengan perempuan Eropa, pengidap kanker payudara di RRC rata-rata 10-15 tahun lebih muda daripada di Eropa. Tren kian mudanya usia pengidap kanker telah mendatangkan dampak yang lebih besar terhadap kehidupan dan kondisi fisik penderita.
Hormon lingkungan yang terdapat pada Phthalates ini dapat mempercepat masa puber perempuan, meningkatnya penyakit endometriosis, meningkatnya kemungkinan mengidap kanker payudara, mengakibatkan tumbuhnya epitel pada saluran vagina, periode menstruasi berubah, dan perilaku seksual yang abnormal. Selain itu, hormon lingkungan ini juga dapat berdampak pada kehamilan. Pada masyarakat di kawasan yang banyak menggunakan pestisida organik, tingkat kelahiran bayi abnormal dan kematian bayi mencapai 10 kali lipat lebih tinggi daripada kawasan yang tidak menggunakan pestisida.
Hormon lingkungan juga dapat menyebabkan gangguan ovulasi, kemandulan, dan jenis kelamin ganda pada janin, bayi perempuan menjadi kelaki-lakian, endometriosis, tumor pada uterus, dan lain sebagainya. Di saat yang sama, meningkatnya kemungkinan mengidap kanker ovarium, kanker dinding rahim, kanker payudara, juga erat kaitannya dengan paparan zat kimia ini.
Penelitian terbaru menemukan, logam berat seperti timbal, air raksa, kadmium, timah, dan lain sebagainya adalah “obat aborsi” alami. Timbal dapat melewati penghalang plasenta dan sangat beracun terhadap janin, dapat mengakibatkan keguguran dan kelahiran prematur, serta kemungkinan kelahiran abnormal. Selain itu, timbal juga erat kaitannya dengan penyakit hipertensi selama masa kehamilan. Merkuri organik dapat mengakibatkan keguguran dan cacat pada bayi. Sedangkan timah organik yang banyak terdapat pada zat katalis, racun serangga, serta fungisida, dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhenti, keguguran terinduksi, serta bayi yang terlahir abnormal. Selain itu, senyawa kadmium yang banyak digunakan pada zat pewarna dan fosfor, dapat menyebabkan perubahan pada kromosom, bahkan menyebabkan keguguran atau matinya janin, oleh karenanya ada nasihat dari orang-orang tua agar ibu hamil dilarang cat rambut, memakai hairspray dan parfum, mengecat rumah atau menyemprotkan racun serangga di ruangan atau berkebun menggunakan pestisida selama masa kehamilan karena pertumbuhan janin sangat rentan dengan paparan zat kimia.
oleh: wishingbaby