Usefull links

Contact us

My Cart
Rp 0
My Cart
Rp 0
Blog
anak bayi

Minggu Pertama yang Menentukan

Saat mengandung anak kedua kami, banyak pertanyaan dan keraguan hinggap di pikiran saya. Kondisinya sangat jauh berbeda dengan saat mengandung anak pertama (Deyka, sekarang 4 tahun).

Dulu, kami masih sangat ‘polos’. Sepanjang masa kehamilan ya hanya memikirkan kesehatan kehamilan dan bayi dalam perut. Lebih banyak membaca info seputar kehamilan dan persalinan. Soal nanti apa yang harus dilakukan setelah bayi lahir, kami ‘pasrah’ 100% pada rumah sakit dan tenaga kesehatan, plus orangtua dan mertua yang pasti siap mendampingi.

Ketika mengandung anak kedua, kami sudah jauh lebih mengerti apa saja yang akan dihadapi dan harus dilakukan saat bayi lahir nanti.

Sudah hampir 2 tahun, saya menjadi Konselor Laktasi, sudah lebih paham ilmu manajemen laktasi, dan sudah berkali-kali memberi konseling menyusui dengan beragam kasus kesulitan menyusui.

Tetapi ternyata, pengalaman menjadi konselor malah membuat saya bertanya-tanya, apakah pengetahuan tersebut akan cukup membantu di saat saya menghadapi sendiri permasalahan dalam menyusui nantinya? Apalagi saya pernah bertemu dengan seorang konselor laktasi yang gagal menyusui bayinya, walaupun saat itu dia sudah punya pengetahuan yang cukup.

Alhamdulillah, saat ini saya sangat menikmati menyusui bayi kecil kami, Naqiya. Usianya saat ini baru 4 minggu dan kami sangat bersyukur tidak ada masalah yang berarti dalam menyusuinya sejak ia lahir.

Andai saja setiap ibu yang akan melahirkan tahu dan mengerti apa yang akan ia hadapi dalam MINGGU PERTAMA menyusui, dan apa yang harus ia lakukan, tentu akan sangat menolong mencegah terjadinya kasus-kasus tersebut.

Berikut ini saya ingin berbagi beberapa hal dari pengalaman saya, yang mungkin perlu diketahui seorang calon ibu agar bisa mendapatkan minggu pertama yang menyenangkan nantinya.

    1. Inisiasi Menyusu Dini
      • lebih mudah melakukan pelekatan
      • mampu mempertahankan suhu tubuh normal, bahkan lebih baik dibandingkan dengan penggunaan inkubator
      • mampu mempertahankan detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah yang normal
      • memiliki kadar gula darah lebih tinggi
      • lebih jarang menangis
      • lebih besar kemungkinannya untuk mendapat ASI eksklusif dan menyusu lebih lama
      • lebih mudah memberi tanda pada ibunya jika ingin menyusu1

IMD adalah satu langkah penting untuk mengawali masa menyusui yang menyenangkan. Proses IMD yang tepat selain sangat penting bagi kesehatan bayi, juga membantu ibu dan bayi lebih tenang setelah proses persalinan yang melelahkan, mempercepat produksi ASI, dan membantu bayi lebih cepat ‘mahir’ menyusu. Pastikan Anda menemukan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang paham benar mengenai IMD dan bersedia memberi kesempatan IMD saat Anda melahirkan nanti.

Lihat Juga : Cara Memperbanyak ASI

Kontak kulit segera setelah kelahiran bayi, yang dilakukan selama minimal satu jam (dan sebaiknya dilanjutkan selama dan sesering mungkin di minggu-minggu pertama) memiliki banyak manfaat, di antaranya bayi menjadi:

Proses IMD Naqiya berlangsung 1 jam 50 menit. Ia berhasil mencapai puting di 1 jam 35 menit. Alhamdulillah, saya melahirkan di rumah sakit yang sudah menerapkan IMD dalam prosedur standar persalinannya. Namun, interupsi tetap ada. Setiap setengah jam bidan menghampiri dan menanyakan apakah bayi sudah boleh diangkat dari dada saya. Jika saya tidak tahu bahwa IMD harus dilakukan minimal selama 60 menit dan dapat dilanjutkan hingga 2 jam atau hingga bayi selesai menyusu, tentu saya sudah menurut. Itulah sebabnya, walaupun sudah menemukan fasilitas kesehatan yang menerapkan IMD, sebaiknya kita sebagai pasien tetap membekali diri dengan pengetahuan dasar mengenai IMD, ASI dan menyusui.

    1. Rawat Gabung

IMD harus diikuti dengan rawat gabung ibu dan bayi. Prinsip utama IMD yaitu mendekatkan bayi pada ibu dan mengoptimalkan kontak kulit ibu dan bayi menjadi ”tidak tuntas” jika setelah itu bayi dipisahkan dari ibunya.

Tidak ada alasan medis untuk memisahkan bayi dan ibu yang sehat setelah persalinan, bahkan untuk waktu singkat, dan bahkan pada persalinan dengan tindakan operasi sekalipun. Penelitian membuktikan bahwa rawat gabung selama 24 jam sehari meningkatkan kesuksesan menyusui, mengurangi tingkat stres/frustrasi pada bayi, dan membuat ibu lebih bahagia. Salah satu alasan yang sering digunakan untuk memisahkan ibu dan bayi adalah bahwa bayi menelan mekonium (kotoran bayi saat di dalam rahim) sebelum lahir. Bayi yang menelan mekonium dan baik-baik saja beberapa menit setelah lahir sebenarnya akan baik-baik saja seterusnya dan tidak perlu ditempatkan di inkubator selama beberapa jam untuk ”observasi”.2

Setelah saya dibersihkan dan Naqiya dipakaikan baju, kami langsung diantar ke kamar inap (sekitar pukul 00.30 dini hari). Naqiya langsung tidur bersama saya di satu tempat tidur (bedding in).

Pukul 04.00 Naqiya terbangun dan gelisah. Saya refleks langsung menyusuinya. Namun ia menolak. Insting saya mengatakan saya harus memeluknya. Begitu dipeluk dekat ke dada saya, Naqiya tenang dan tertidur lagi. Lalu suami membantu saya memposisikan Naqiya di dada (seperti saat IMD) dan menyamankan posisi bantal dan kepala tempat tidur. Saya dan Naqiya tidur berpelukan dengan tangan saya dibawah bajunya (kontak kulit langsung) hingga pagi. Pagi hari sekitar pukul 07.00 barulah Naqiya mulai menyusu.

Suami saya berkomentar, ternyata memang Naqiya belum butuh menyusu di dini hari tadi, ia hanya butuh dekat Bundanya. Kami bertanya-tanya, kalau tidak rawat gabung, apa yang akan dilakukan perawat pada bayi baru lahir yang terbangun dan gelisah? Yang kami tahu, kemungkinan besar diberi susu formula atau empeng. Padahal mungkin dia hanya perlu pelukan ibunya dan belum perlu minum apa-apa. Kalaupun perlu minum, yang dibutuhkannya tentunya kolostrum, bukan cairan lain. Saat itu kami benar-benar bersyukur bahwa kami tidak menganggap remeh prosedur rawat gabung. Kami sengaja memilih rumah sakit yang lebih jauh dari rumah dan pelayanannya secara umum tidak begitu sempurna, demi mendapat jaminan rawat gabung 24 jam (karena rumah sakit tersebut tidak memiliki kamar bayi sehat, jadi semua pasien pasti rawat gabung).

Manfaat lain yang kami rasakan dari IMD dan rawat gabung yang optimal adalah, Naqiya (dan saya) sangat tenang. Keberadaan ibu yang selalu di dekat bayi, membuat ibu lebih responsif pada setiap kebutuhan bayi. Ibu yang responsif membuat bayi merasa lebih aman dan tenang. Bayi yang tenang dan tidak rewel membuat ibu merasa lebih percaya diri, memudahkannya menyusui dan mencegah baby blues.

Tahukah Anda bahwa bayi sudah menunjukkan tanda haus/lapar jauh sebelum ia menangis? Contohnya, tarikan nafasnya berubah atau ia meregangkan tubuh. Ibu yang tidur bersama bayi umumnya akan segera terbangun, ASInya akan mulai mengalir dan bayi yang masih cukup tenang akan dengan mudah melekat pada payudara. Bayi yang seringkali sudah mulai menangis sebelum mendapatkan payudara, umumnya akan lebih mudah menolak payudara walaupun ia sangat lapar, sehingga mempersulit pelekatan. Oleh sebab itu, prosedur fasilitas kesehatan yang kerap kali ”menawar” rawat gabung menjadi ”bayi diantar kalau ingin menyusu” atau ”ibu boleh ke ruang bayi jika ingin menyusui” harus diubah total menjadi rawat gabung 24 jam sehari. Rawat gabung adalah cara terbaik bagi ibu untuk dapat beristirahat sambil menyusui. Dengan demikian, menyusui menjadi menenangkan, dan bukan melelahkan.3

    1. Belajar Menyusu dan Menyusui

Di hari pertama kelahiran bayi, ibu dan bayi akan saling belajar mengenal lewat proses menyusui. Walaupun sudah memiliki anak sebelumnya, setiap ibu tetap akan kembali belajar menyusui bayi barunya.

Hal pertama yang harus diperhatikan, bahkan disebut sebagai kunci sukses menyusui oleh pakar laktasi asal Kanada, dr. Jack Newman, MD, FRCPC, adalah pelekatan mulut bayi dengan payudara. Bayi baru lahir (dan ibu) seringkali mengalami kesulitan melakukan pelekatan yang sempurna di awal masa menyusui. Pelekatan yang tidak sempurna bisa berujung pada berbagai masalah, mulai dari puting lecet, bayi sering kolik, hingga kurangnya peningkatan berat badan bayi.

Tidak perlu kuatir, bayi yang mendapat kesempatan optimal untuk kontak kulit dengan ibunya, umumnya lebih cepat dan lebih mudah melakukan pelekatan yang sempurna. Dan tidak ada hal rumit yang perlu dilakukan untuk mendapatkan pelekatan yang sempurna. Kalimat yang seringkali saya ingat di hari-hari pertama ini adalah ”babies and mothers learn to breastfeed by breastfeeding”. Jadi, kalaupun terjadi pelekatan yang tidak sempurna, yang perlu dilakukan adalah selalu menyusuinya sesuai keinginannya.

Hindari mengulang-ulang pelekatan (melepas bayi dari payudara jika tidak melekat dengan baik kemudian mencoba pelekatan lagi) karena akan menambah rasa sakit pada payudara dan membuat ibu dan bayi lebih frustrasi. Perbaiki saja pelekatannya sambil tetap menyusuinya. Hal ini bisa dilakukan dengan mendorong bokong bayi agar badannya lebih dekat ke badan ibu serta posisi hidungnya menjauhi payudara, atau menarik sedikit dagunya agar payudara (areola) lebih banyak masuk ke dalam mulut bayi.4

Pengalaman saya belajar menyusui Naqiya agak berbeda dengan saat menyusui abangnya, Deyka. Proses belajar terbilang cukup cepat. Dalam beberapa hari pertama, kegagalan pelekatan sudah jarang sekali terjadi. Sedangkan pada saat menyusui Deyka, karena di rumah sakit tidak rawat gabung dan hanya mendapat kesempatan menyusui 3-4 kali sehari, proses belajar menyusui baru benar-benar dimulai setelah pulang ke rumah (kira-kira usia 3 hari). Walaupun tidak mengalami kesulitan yang berarti (mungkin karena Deyka tidak diberi susu menggunakan dot di rumah sakit, melainkan dengan sendok), namun saat itu sulit bagi saya untuk benar-benar menikmati menyusui di hari-hari pertama.

    1. ASI sudah keluar atau belum

Rasanya pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling lazim ditanyakan orang (termasuk tenaga kesehatan) pada seorang ibu yang baru melahirkan. Jika si ibu tipe orang yang optimis dan tahu bahwa keluarnya kolostrum (ASI yang keluar di hari-hari pertama) umumnya tidak terasa dan tidak terlihat, mungkin pertanyaan ini tidak mengganggu. Tapi, bagi ibu yang tidak terlalu optimis dan tidak tahu bahwa yang harus ia lakukan hanyalah menyusui bayinya setiap saat bayinya mau, pertanyaan tersebut bisa jadi pertanyaan paling menekan di seluruh dunia.

Setiap calon ibu perlu tahu bahwa kolostrum sudah diproduksi sejak trimester kedua kehamilan dan akan siap diminum bayi begitu plasenta terlepas dari rahim saat proses persalinan. Kolostrum adalah satu-satunya yang dibutuhkan bayi baru lahir. Dan sang bayi akan mendapatkannya jika ia senantiasa berada dekat ibunya sehingga dapat menyusu kapanpun.

Percaya dirilah. Kalaupun ada pihak yang menekan karena menganggap ”ASI belum keluar”, tetaplah menikmati menyusui bayi kecil Anda, karena sebenarnya bayi dapat bertahan 72 jam sejak kelahirannya tanpa makanan / minuman apapun.

Saya sendiri, begitu masuk kamar inap, langsung diminta perawat untuk mencoba menekan areola untuk melihat apakah ASI sudah keluar. Saat itu tidak ada ASI yang kelihatan keluar. Perawat hanya bilang ”mungkin besok keluar”, yang menurut saya sudah lumayan positif, mengingat masih banyak perawat yang mudah menyarankan susu formula begitu tahu bahwa ASI ibu ”belum keluar”. Walaupun ASI tidak keluar saat payudara dipencet, saya tidak ambil pusing. Saya tetap sodorkan payudara pada Naqiya setiap saat dia menunjukkan tanda haus. Toh hanya bayi yang paling mahir mengeluarkan ASI dari payudara. Jika ASI tidak ada atau sedikit saat payudara dipencet, diperah atau dipompa, tidak berarti ASI belum keluar atau belum diproduksi.

    1. Baby blues syndrome (postpartum depression)

Perasaan sedih dan tertekan sangat umum dirasakan ibu baru melahirkan. Sekitar 80% ibu mengalami baby blues berupa perasaan sedih, emosional dan mood swing mulai dari hari-hari pertama kelahiran bayi. Baby blues umumnya hanya berlangsung selama beberapa hari, tapi dapat juga bertahan hingga dua minggu.

Baby blues terjadi sebagai efek dari perubahan hormon yang terjadi antara masa kehamilan dan kelahiran bayi. Level hormon kehamilan kembali ke level normal seperti sebelum hamil dalam waktu kurang lebih satu minggu. Oleh sebab itu umumnya baby blues akan mereda dengan sendirinya tanpa membutuhkan pengobatan khusus.5

Baby blues dapat mempengaruhi proses menyusui. Ibu yang merasa sedih, tertekan dan kelelahan secara berlebihan akan kesulitan menikmati menyusui bayinya, bahkan bisa mempengaruhi produksi ASI. Apalagi, selain merupakan proses memberi ASI, menyusui juga merupakan aktivitas yang sangat intim antara ibu dan bayi. Setiap menyusu dan menyusui, selayaknya ibu dan bayi berkomunikasi dan berbagi perasaan bahagia dan saling menyayangi.

Untuk mencegah atau menanggulangi baby blues, ibu harus mendapat nutrisi, istirahat dan dukungan yang cukup. Sebaiknya ibu menentukan prioritas kegiatan sehari-hari. Tetapkan standar yang rendah pada kegiatan lain selain menyusui. Usahakan beristirahat saat tidak sedang menyusui atau merawat bayi. Jika ada, biarkan asisten rumah tangga atau keluarga dekat membantu beberapa pekerjaan rumah tangga. Biasakan makan makanan bergizi setiap hari. Jika perlu, bicaralah dengan orang terdekat atau cari kelompok pendukung sesama ibu menyusui atau ibu baru sehingga Anda bisa bertukar pikiran dan tidak merasa sendirian.

Saya mengalami baby blues pada minggu kedua setelah kelahiran Deyka. Penyebabnya, saya rasa, kelelahan dan sedikit kaget dengan ritme kegiatan sehari-hari yang sangat berbeda dengan sebelum memiliki bayi. Saya tidak mengalami baby blues pada kelahiran Naqiya. Padahal, menurut saya, kelelahan tetap ada, bahkan lebih, karena selain harus merawat Naqiya, juga harus mengurus Deyka. Namun, rasa ’berdaya’ yang saya miliki saat ini, karena dari awal kelahiran Naqiya saya merasa lebih sadar apa yang harus dihadapi dan dilakukan, serta rasa tenang karena Naqiya juga tenang, membuat saya lebih ’ringan’ dan santai menjalani perubahan-perubahan sehari-hari setelah kelahiran Naqiya.

    1. Kuning (Jaundice)
      • Pada kebanyakan kasus, tidak perlu ada tindakan apapun terhadap kuning dengan kadar bilirubin kurang dari 20 miligram (usia bayi lebih dari 72 jam)
      • Hampir semua bayi yang kuning tidak membutuhkan suplementasi air, air gula atau susu formula. Menghentikan pemberian ASI selama 1-2 hari juga tidak perlu dilakukan untuk menurunkan kadar bilirubin.
      • Lupakan semua pendapat yang menyatakan ada yang salah dengan ASI. Selama bayi sehat, kuning tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya. Kalaupun kuning pada bayi Anda berhubungan dengan masalah kesehatan lain, ASI Anda sangat berharga untuknya dan Anda sebaiknya melanjutkan menyusuinya.6
      • Lakukan kontak kulit. Letakkan bayi tanpa pakaian di dada atau perut ibu yang terbuka, tutup bagian punggung bayi dengan selimut. Suhu tubuh ibu akan menghangatkannya (suhu tubuh ibu naik saat menyusui) tapi tidak terlalu hangat hingga membuatnya tertidur. Susui ia dalam kondisi kontak kulit ini.
      • Gendong bayi dalam posisi tegak dan bicara kepadanya agar ia membuka matanya.
      • Perah dengan tangan sedikit kolostrum agar membasahi puting, lalu tempelkan puting pada bibir bawahnya untuk memancingnya membuka mulut. Bicara dan bujuk ia untuk meneruskan menyusu, jika ia mulai tertidur, tepuk pelan kakinya atau punggungnya.
      • Lakukan switch nursing. Jika bayi tertidur saat menyusu pada payudara kiri, pindahkan ke payudara kanan, dan juga sebaliknya. Sendawakan atau gosok punggungnya sebelum berganti payudara.7

Anak pertama saya, Deyka, mengalami kuning di usia 7 hari. Saat itu saya tidak mengerti sama sekali apa penyebab kuning dan bagaimana menanganinya. Saya hanya tahu bahwa banyak bayi baru lahir yang juga mengalaminya dan umumnya mereka diberi terapi sinar (phototherapy). Jadi pada saat itu, dengan kadar bilirubin Deyka 11 miligram, saya hanya menurut pada perintah dokter untuk menerapkan PT pada Deyka. Beruntung, saya mengikuti insting saya untuk tetap memberinya ASI. Saya dilarang untuk menginap di rumah sakit menunggui Deyka dan tidak diperkenankan menyusui Deyka kecuali pada jadwal yang sudah ditentukan rumah sakit, yaitu 2 kali sehari. Jadi, saya perah ASI saya di rumah setiap 2 jam sekali, dan mengantarkannya ke rumah sakit pada jam-jam besuk (jadwal menyusui). Alhamdulillah, ASI perah saya mencukupi kebutuhan Deyka selama di rumah sakit, sehingga tidak perlu diberi tambahan susu formula. Setelah menginap dua malam, Deyka sudah boleh pulang. Berbeda dengan Deyka, Naqiya tidak mengalami kuning sama sekali.

Jaundice sangat umum terjadi pada bayi usia beberapa hari. Karena itu sangat baik jika calon ibu dan ayah mencari sedikit informasi mengenai kuning pada bayi baru lahir, sebelum kelahiran bayi. Selengkapnya mengenai kuning / jaundice bisa dibaca disini.

Walaupun kuning pada bayi baru lahir (muncul setelah bayi berusia lebih dari 24 jam) umumnya tidak berbahaya, tindakan medis yang sering dilakukan dapat mengganggu proses awal menyusui. Oleh karena itu, tenaga kesehatan dan orangtua harus berhati-hati dalam menentukan tindakan yang akan diambil dalam menangani kondisi jaundice, sehingga pemulihannya tidak justru menimbulkan masalah yang lebih berat daripada penyakit itu sendiri. Waspadalah terhadap tanda-tanda reaksi berlebihan terhadap jaundice pada bayi yang diberi ASI.

Kesulitan yang kerap dihadapi dalam menyusui bayi kuning adalah bayi yang mulai mengalami kuning umumnya sangat mengantuk dan malas menyusu. Beberapa hal yang bisa dilakukan jika bayi mulai menunjukkan tanda terlalu mengantuk untuk menyusu, antara lain:

    1. Puting sakit/lecet dan payudara bengkak (engorgement)
      • Hangatkan puting dalam waktu singkat setelah menyusui, dengan menggunakan pengering rambut pada kekuatan rendah.
      • Puting sebaiknya dibiarkan terbuka (diangin-anginkan) sesering mungkin.
      • Berbagai salep khusus puting dapat digunakan.
      • Hindari membersihkan puting terlalu sering, cukup pada saat mandi saja.8
      • Menyusuilah segera dan sering, jangan melewati sesi menyusui, termasuk di malam hari.
      • Menyusuilah sesuai dengan keinginan bayi.
      • Biarkan bayi selesai menyusu pada satu payudara sebelum menawarkan payudara yang lain. Jangan membatasi waktu bayi menyusu.
      • Pastikan pelekatan dan posisi menyusui sudah tepat sehingga bayi menyusu dengan baik dan membantu mengendurkan payudara.
      • Jika bayi tidak menyusu dengan baik, perah ASI secara rutin untuk menjaga produksi ASI dan mengurangi pembengkakan.10

Puting sakit/lecet dan payudara bengkak seringkali menjadi keluhan utama ibu yang baru saja punya bayi. Keluhan ini kerap muncul di minggu pertama kelahiran.

Sakit pada puting umumnya disebabkan kurang sempurnanya pelekatan mulut bayi ke payudara ibu. Pelekatan yang tidak sempurna menyebabkan bayi tidak dapat mengeluarkan ASI dengan benar. Yang sering terjadi adalah, payudara (areola) tidak cukup masuk ke dalam mulut bayi sehingga bayi hanya menghisap puting, dan puting menjadi sakit / lecet.

Puting yang sakit/lecet umumnya tidak membutuhkan perawatan apapun. Sebaiknya ibu segera berusaha memperbaiki teknik pelekatan agar sakit / lecet tidak berkepanjangan dan bayi tetap mendapat ASI dalam jumlah cukup.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sakit/lecet pada puting antara lain:

Engorgement adalah pembengkakan payudara yang disebabkan oleh meregangnya pembuluh darah dan adanya tekanan air susu yang baru diproduksi. Kebanyakan ibu mengalaminya pada hari kedua hingga keenam setelah persalinan. Pembengkakan biasanya terjadi saat kolostrum mulai berubah menjadi ASI matang. Namun, pembengkakan dapat juga terjadi belakangan, jika ibu melewatkan beberapa sesi menyusui atau tidak cukup mengeluarkan/memerah ASI dari payudara.9

Bagaimana mencegah pembengkakan payudara di awal masa menyusui?

Pembengkakan ringan umum terjadi pada kebanyakan ibu. Pembengkakan biasanya pulih dalam 1 atau 2 hari tanpa penanganan apapun, walaupun terasa tidak nyaman. Memijat payudara dengan gerakan ke bawah tidak disarankan untuk payudara yang bengkak. Tetap susui bayi, pastikan ia dapat menyusu dengan baik, maka pembengkakan akan berkurang.11

Sebisa mungkin sebaiknya mencegah pembengkakan menjadi berkepanjangan atau menjadi pembengkakan berat. Payudara yang sangat bengkak akan terasa keras sehingga menyulitkan bayi untuk melekat dan juga sulit untuk diperah. Mengompres hangat selama beberapa menit sebelum menyusui dapat membantu agar ASI mengalir lebih baik. Lakukan pemijatan pada payudara saat menyusui untuk mengurangi pembengkakan. Memerah ASI dari payudara yang mulai membengkak sebaiknya dilakukan dengan tangan. Jika ingin memakai pompa, gunakan pada kekuatan rendah dan jangan lebih dari 10 menit karena jaringan payudara yang sedang membengkak lebih mudah rusak.12

Pada hari ketiga setelah melahirkan Naqiya, saya mulai merasakan mild engorgement dan peningkatan produksi ASI. Produksi ASI saat kolostrum berubah menjadi ASI matang memang kerap lebih banyak daripada kebutuhan bayi, karena payudara belum beradaptasi. Untuk mengurangi ketidaknyamanan pada payudara dan agar Naqiya tetap bisa melekat dengan mudah pada payudara, saya mulai memerah ASI pada hari ketiga dengan menggunakan tangan.

Menyusui memang hal yang alami. Namun, di tengah banyaknya mitos turun-temurun dan maraknya pelanggaran di sana-sini, calon ibu dan ayah perlu membekali dirinya dengan informasi-informasi dasar mengenai ASI dan menyusui. Dengan demikian minimal ibu tidak mudah panik dan lebih percaya diri saat menyusui bayinya. Ketahui juga 10 Langkah Menuju Kesuksesan Menyusui yang diatur oleh Kepmenkes no. 450/2004, mengenai hal-hal yang harus diterapkan oleh fasilitas kesehatan dan menjadi hak ibu dan bayi baru lahir.

Selamat menyusui dengan nyaman, Moms.

Lihat Juga : Obat penyubur kandungan

—————–

  1. The Importance of Skin to Skin Contact. Jack Newman, MD, FRCPC.
  2. Breastfeeding – Starting Out Right. Jack Newman, MD, FRCPC.
  3. Breastfeeding – Starting Out Right. Jack Newman, MD, FRCPC.
  4. Breastfeeding – Starting Out Right. Jack Newman, MD, FRCPC.
  5. Postpartum Depression.
  6. Breastfeeding A Newborn with Jaundice.
  7. Techniques on Waking A Sleeping Baby
  8. Sore Nipples. Jack Newman, MD, FRCPC
  9. Engorgement – breastfeeding.com
  10. Engorgement – kellymom.com
  11. Engorgement. Jack Newman, MD, FRCPC
  12. Engorgement – kellymom.com

Penulis : Sari Intan Kailaku