Seiring bertambahnya usia seorang wanita, kondisi tubuh dan hormon mulai mengalami perubahan dibandingkan saat mereka masih berusia 20 tahunan. Hal ini pun turut mempengaruhi proses kehamilan yang terjadi ketika wanita berusia 35 tahun ke atas.
Menurut Dr Mark Green, ahli biologi reproduksi di University of Melbourne, wanita yang hamil di usia lebih tua memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengalami masalah kehamilan seperti diabetes gestational, tekanan darah tinggi, dan bayi lahir mati. Tapi, Dr Green menekankan risiko ini masih rendah.
Walaupun, di beberapa wilayah kejadiannya sangat rendah sehingga tidak bisa benar-benar didapat statistik yang bisa diandalkan. Meski demikian, Carolan menegaskan wanita di atas usia 35 tahun pun dapat memiliki kehamilan yang sehat.
“Meskipun semua kehamilan berisiko, wanita yang usianya di atas 35 tahun, sebelum memutuskan untuk hamil, pastikan dalam kondisi sehat dan tidak memiliki masalah seperti diabetes dan darah tinggi, memiliki berat badan yang normal serta pola hidup yang sehat,” tutur Carolan.
Pasalnya, wanita yang memiliki kelebihan berat badan secara signifikan lebih berisiko mengalami diabetes gestational ketimbang wanita yang lebih ramping dan lebih aktif secara fisik. Namun, jika memiliki penyakit seperti diabetes dan hipertensi, Carolan menyarankan untuk rutin kontrol ke dokter. Dengan begini, kondisi ibu selama hamil akan terus dipantau sehingga bisa dilakukan deteksi dan penanganan dini jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bila Anda sudah berusia 35 tahun ke atas dan masih ingin hamil lagi, maka suplemen FertilAid for Women dan Ovaboost dapat membantu memperbesar peluang kehamilan. FertilAid for Women meningkatkan kesuburan, keseimbangan hormon, kelancaran siklus haid, mencukupi prenatal vitamin, dan Ovaboost untuk meningkatkan kualitas sel telur agar mudah dibuahi, terutama yang kecill-kecil, tidak matang atau menurun kualitasnya karena pengaruh usia.
Sementara untuk menjaga berat badan, kuncinya adalah olahraga dan asupan gizi yang seimbang, tidak berlebihan. Bukan berarti sama sekali menghindari karbohidrat, karena tubuh masih memerlukannya untuk menjaga kesehatan dan mendukung program kehamilan. Tak apa jika Anda ingin mengurangi makan karbohidrat. Asalkan, masih tetap memenuhi kebutuhan normal. Karbohidrat dibutuhkan sebanyak 40-60% dari total kalori per hari. Bila Anda ingin meminimalkannya hingga 40%, tidak masalah.
Selain itu, Anda juga bisa memilih jenis karbohidrat yang efeknya hampir sama dengan protein, dapat memberi efek kenyang yang lebih lama.
Contoh karbohidrat yang bisa membuat perut Anda kenyang lebih lama, yaitu karbohidrat yang mengandung serat. Jadi, Anda bisa mengakali perut Anda yang sering kelaparan itu dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks yang penuh serat, seperti nasi merah, roti gandum, dan whole grain.
Jangan lupakan karbohidrat dari buah-buahan serta sayuran yang juga bisa Anda andalkan ketika sedang berdiet. Perbanyak juga asupan protein dari sumber protein nabati yang lebih sehat untuk mengimbangi asupan daging-dagingan Anda.
Sedangkan untuk olahraga, kuncinya adalah konsistensi. Biasakan olahraga pagi hari walaupun sebentar, karena menurut pakar motivasi, pagi hari adalah waktu terbaik di seluruh hari untuk memulai hal yang membutuhkan banyak usaha dan tekad untuk mencapai resolusi. Karena semakin siang, biasanya akan banyak hal ini-itu yang akhirnya membuat yang mau kita kerjakan menjadi tidak jadi. Selamat beraktivitas, dan semoga sukses dalam menjalani program kehamilan Anda.