Usefull links

Contact us

My Cart
Rp 0
My Cart
Rp 0
Blog
Kurang Tidur

Kurang Tidur Sebabkan Jumlah Sperma Sedikit dan Ovulasi Terganggu

Kita tahu bahwa kurang tidur berpengaruh pada kehidupan seksual pria, namun kini penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur juga menyebabkan kinerja hormon menjadi kacau sehingga menurunkan jumlah sperma, juga menggangu jadwal siklus haid wanita.

Studi ini, yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, menunjukkan hubungan antara gangguan tidur dengan menurunnya jumlah sperma. Peneliti berkesimpulan berkurangnya jumlah sperma karena kinerja hormon testosteron yang rendah akibat tubuh kekurangan waktu beristirahat.

Para ilmuwan di University of Southern Denmark menyurvei 953 pria Denmark yang sehat antara Januari 2008 dan Juni 2011. Peneliti menyimpulkan bahwa pria yang dalam penelitian ini memiliki gangguan tidur, jumlah spermanya 29 persen lebih rendah konsentrasinya pada cairan air mani mereka.

“Penelitian ini menambah satu alasan dari daftar faktor penyebab infertilitas pada pria, selain kelebihan berat badan, efek buruk merokok dan efek radikal bebas serta lingkungan,” ujar Dr. Remy Slama, pakar fertilitas dari France’s Joseph Fourier University.

“Kurang tidur tidak hanya berdampak buruk bagi pria, juga bagi wanita, karena dapat mempengaruhi hormon yang berperan dalam ovulasi, kata Dr. Michael Breus.

Menurut National Sleep Foundation, manusia memerlukan 7-9 jam tidur setiap harinya. Cukupnya waktu tidur mempunyai pengaruh sangat baik bagi sistim hormon tubuh, yang mempengaruhi produksi sperma bagi pria dan mengatur siklus haid dan ovulasi bagi wanita. Sebaliknya kurangnya tidur menurunkan level leptin, hormon yang berpengaruh pada nafsu makan yang dapat mempengaruhi ovulasi. Lebih parah lagi, insomnia meningkatkan level stress yang memicu naiknya hormon korsitol dan adrenocorticotropic, yang keduanya menekan siklus fertilitas yang sehat.

Hal-hal lain yang juga dapat mempengaruhi kualitas sperma:

– Makanan Kaleng
Kemasan makanan kaleng adalah sumber utama BPA (bisphenol A),  yang dapat masuk ke dalam makanan. Menurut studi dari Reproductive Toxicology, BPA dapat menurunkan jumlah dan gerak sperma.

– Sex Toys
Beberapa plastik, termasuk vinyl yang digunakan dalam sex toys, melepaskan phthalates, bahan pelembut plastik yang berbahaya bagi sperma.

– Stress
Stress dapat menurunkan jumlah sperma secara dramatis karena menghambat produksi hormon testoteron.

– Minuman Keras
Tidak hanya wanita yang harus menghentikan kebiasaan minum alkohol saat sedang berusaha untuk hamil, pria juga harus menghentikannya karena alkohol menghambat produksi sperma.

– Struk
Secara mengejutkan, BPA ditemukan pada 40% cash register receipt (struk belanjaan), menurut studi Universitas Missouri pada tahun 2010. Bahan kimia ini dapat masuk kedalam kulit lewat kontak tangan dan mulut dan masuk ke pencernaan. Segera cuci tangan setelah memegang atau menandatangani struk belanjaan baik di supermarket maupun restoran.

– Kedelai
Isoflavon yang ditemukan pada produk kedelai meniru hormon estrogen pada tubuh, dan studi pada tahun 2008 menemukan keterkaitan antara konsumsi kedelai dengan jumlah sperma yang turun.  Industri makanan kedelai membantah temuan penelitian.

– Ikan yang Tercemar
Polychlorinated biphenyls (PCBs) adalah kelompok bahan kimia beracun yang ditemukan terakumulasi pada beberapa jenis ikan, terutama ikan predator dan bottom feeder (ikan yang mencari makan di dasar air). Bahan ini bila masuk ke dalam tubuh akan menurunkan integritas dan jumlah sperma.

 oleh: wishingbaby