Usefull links

Contact us

My Cart
Rp 0
My Cart
Rp 0
Blog
Memerah ASI

Memerah ASI

 “Payudara saya sudah bengkak tapi bayinya masih tidur nyenyak, apa yang harus saya lakukan, pompa dulu atau tunggu bayi bangun dan susui langsung?”

“Kalau asi dipompa dulu apakah nanti saat menyusu langsung bayinya masih mendapat cukup asi?”

“Kalau sudah disusui apakah masih ada asi yang bisa dipompa lagi?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas kerap ditanyakan oleh ibu menyusui (busui). Kekhawatiran akan “kosong” nya ASI di payudara setelah dipompa sampai “terasa kosong”. Namun urusan perah-memerah asi memang tak bisa dilepaskan dari aktivitas rutin ibu menyusui. Tak hanya bagi ibu bekerja, memerah atau memompa ASI juga dapat berguna bagi ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja dari rumah sekalipun.

Manfaat memerah ASI

Banyak sekali kegunaan memerah asi, diantaranya:

  1. Mengurangi bengkak, sumbatan, atau stasis ASI,
  2. Memberi makan pada bayi yang memiliki kesulitan menyusu di payudara,
  3. Memberi makan pada bayi yang menolak menyusu,
  4. Memberi makan pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau bayi premature yang tidak bisa menyusu,
  5. Memberi makan bayi sakit yang tidak dapat mengisap ASI dengan cukup,
  6. Menstimulasi hormon prolaktin, yakni hormon yang berperan dalam memproduksi ASI,
  7. Mempertahankan suplai asi ketika ibu atau bayi sakit,
  8. Sebagai stok ASI Perah (ASIP) ketika ibu bekerja,
  9. Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh atau bengkak,
  10. Membantu meningkatkan produksi ASI pada relaktasi atau induced lactation.

Sebagai gambaran umum yang tertuang dalam beberapa pertanyaan umum di atas, tak ada salahnya kita simak terlebih dahulu bagaimana cara kerja payudara dalam memproduksi ASI. Prinsip utama dalam produksi asi adalah supply = demand. Dimana supply adalah produksi, demand adalah permintaan. Jadi, semakin banyak permintaan ASI kepada payudara, maka payudara akan memproduksi ASI semakin banyak juga. Apa yang dimaksud dengan permintaan? Dalam hal ini permintaan adalah jumlah ASI yang dikeluarkan, baik melalui cara bayi menyusu langsung dan juga diperah (atau dipompa).

Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, payudara masih menyesuaikan diri antara produksi ASI dengan yang dibutuhkan bayi. Seringkali ketidaksesuaian antara produksi ASI dan kapasitas lambung bayi yang masih sangat kecil, seringkali menimbulkan nyeri bahkan payudara bengkak. Setelah lewat masa ini, produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan (sebanyak yang disusui atau diperah).

Karena ukuran lambung bayi baru lahir masih sangat kecil (sebesar kelereng), maka kebutuhannya sekali menyusu sangat sedikit. Jika tidak dibarengi dengan aktivitas memerah asi secara rutin, maka di minggu ketiga setelah melahirkan, produksi ASI akan “berkurang” sesuai dengan yang disusui saja. Untuk itu, produksi ASI perlu dipertahankan/ditingkatkan dengan cara diperah.

Banyak ibu juga cenderung merasa jika payudara bengkak adalah pertanda bahwa produksi ASI melimpah. Padahal, jika payudara sampai bengkak maka akan mengeluarkan hormon inhibitor yang berfungsi menghambat produksi ASI. Maksudnya “baik”, untuk mencegah payudara agar tidak lebih bengkak dan menimbulkan penyakit lanjutan. Namun, hal tersebut menghalangi pabrik ASI untuk memproduksi lebih banyak ASI, karena pabrik ASI masih penuh.

Apa yang perlu dilakukan? Pertama, ketika bayi tidur lama (lebih dari 2 jam) adalah segera perah atau pompa ASI-nya. Jangan tunggu sampai payudara bengkak atau sampai  bayi terbangun. Memerah ASI tidak akan membuat bayi kekurangan ASI pada saatnya nanti disusui. Justru dengan melakukan ini payudara akan membaca sebagai double demand karena diperah dulu dan juga beberapa saat kemudian disusui langsung. Keuntungannya, produksi ASI jelas akan semakin meningkat.

Payudara tidak akan pernah benar-benar kosong. Kemampuan aktivitas “memerah dan memompa” dalam mengosongkan payudara tidak lebih efektif dibanding dari bayi mengeluarkan ASI dari  payudara dengan menyusu langsung. Malah, bayi yang paling lapar sekalipun hanya mampu mengosongkan payudara paling banyak 70% saja. Jadi tidak perlu khawatir kehabisan ASI di payudara jika melakukan aktivitas memerah dan menyusui dalam waktu yang berdekatan, bahkan bersamaan.

Begitupun jika bayi keburu bangun dan harus segera menyusui. Setelah selesai menyusui, ibu bisa dapat segera memerah ASI lagi. Hal ini berguna untuk mengosongkan payudara setelah bayi menyusu langsung,  karena kapasitas lambung bayi yang masih kecil, sehingga belum optimal dalam mengosongkan payudara. Selain mencegah payudara menjadi bengkak, kegiatan ini juga merupakan cara efektif untuk semakin memperbanyak produksi ASI ibu.

Merangsang Hormon Oksitosin

Memerah ASI dapat lebih efektif jika ibu terlebih dahulu merangsang hormon oksitosin sebelum memerah. Oksitosin yang telah terangsang, secara kasat dapat dirasakan ketika kita merasakan LDR (let down reflex) atau yang disebut dengan refleks semburan asi, ketika asi mengucur keluar begitu saja dari payudara disertai rasa “nyuut” atau ngilu pada payudara.

Cara mudah merangsang hormon oksitosin antara lain:

  1. Ibu memerah ASI di tempat yang tenang, duduk nyaman, sendirian atau bisa dengan teman atau keluarga yang mendukung
  2. Mendekap bayi dalam keadaan kontak kulit jika memungkinkan
  3.  Melihat foto atau video bayi
  4.  Mendengarkan suara bayi
  5.  Mencium bau tubuh bayi (dari bajunya)
  6.  Minum air hangat
  7. Mengompres payudara dengan air hangat atau mandi dengan air hangat
  8.  Merangsang puting susu (menarik lembut, memutar, mengilik-ngilik dari balik bra)
  9. Memijat atau mengusap payudara dengan ringan
  10. Meminta seseorang untuk memijat punggungnya atau melakukan pijat oksitosin
  11. Melakukan tehnik hypnobreastfeeding, tehnik pernafasan untuk relaksasi, atau tehnik visualisasi dengan menutup mata kemudian membayangkan asi nya mengalir deras bagaikan air mancur

Cara-cara praktis di atas dapat dilakukan setiap kali memerah asi, baik itu saat bersama bayi maupun saat meninggalkan bayi. Apapun itu, tak perlu khawatir kekurangan asupan bagi bayi jika payudara sudah terlebih dahulu diperah atau dipompa. Justru, akan memperbanyak produksi ASI dengan sering-sering memerah dan memompa.

Jadi, memerah dan memompa bukan pilihan, tapi dapat dilakukan secara beriringan, bahkan bersamaan. Happy breastfeeding  (aimi/elvira)