Problematika ibu bekerja hampir semua sama. Kekhawatiran tidak bisa menyusui secara ekslusif, padahal bayi masih sangat membutuhkan ASI Anda. Menyusui membutuhkan pengorbanan waktu, dedikasi dan usaha. Proses menyusui memang alami, tapi bukan berarti mudah dilakukan, tapi manfaatnya akan tak terkira bagi perkembangan kecerdasan dan daya tahan tubuh si Kecil . Akan banyak kendala yang akan Anda alami saat menyusui. Berikut ini kendala yang mungkin Anda alami saat menyusui, dan cara mengatasinya:
1.Bayi tidak mau langsung menyusui.
Ibu baru akan merasa frustrasi jika bayinya tidak mau langsung menyusui dari payudara. Jika itu terjadi, seorang ibu harus mencari tahu apakah ia sudah menyusui dengan benar. Pelekatan yang salah akan menjadi Penyebab Sakit Ketika Menyusui dan kurangnya bayi mendapatkan ASI sehingga ia akan tampak lapar dan selalu rewel.
2. Mobilitas kerja tinggi.
Pekerjaan Anda menuntut Anda untuk seharian berada di luar kantor, lembur, atau mobilitas kerja yang terlalu aktif. Hal itu tentunya bisa menyulitkan niat Anda memberikan/memerah ASI.
Mengatasinya:
* Delegasikan “tugas luar” kepada staf yunior atau asisten.
* Manfaatkan teknologi komunikasi untuk menggantikan tatap muka dengan mitra kerja.
* Jika tetap harus keluar kantor, jeli mencari tempat khusus untuk memerah ASI.
* Bawa perlengkapan memerah dan cooler box ke manapun.
* Bekerja lebih efisien agar tidak harus lembur
* Hanya jika terpaksa, boyong lemburan ke rumah.
3. ASI Bocor.
Anda tidak bisa mengendalikan produksi ASI. Jika ASI bocor, apalagi di tempat umum dan membasahi baju, hal itu akan sangat memalukan. Cara Mengatasinya:
Gunakan penampung tetesan ASI seperti Milkies Milk Saver, dan ASI ini bisa digabungkan dengan perahan sebelumnya. Produk ini juga berguna untuk menampung tetesan ASI saat memerah ASI atau menyusui. Biasanya saat Ibu sedang menyusui bayi di salah satu payudara, akan terasa Let Down Reflect (momen ASI mengalir deras), sehingga akan menetes keluar di payudara sebelahnya. Hal ini juga terjadi pada saat sedang memompa ASI dengan menggunakan pompa ASI corong satu (single) atau memerah dengan tangan di salah satu payudara, payudara sebelah akan megeluarkan tetesan-tetesan ASI juga. Sebetulnya apabila dikumpulkan pada setiap kali sesi menyusui, jumlah ASI yang menetes ini cukup banyak (bisa sampai lebih dari 10 ml per sesi memerah. Kalau sehari bisa 10 kali LDR, sudah 100 ml ASI terbuang). Milk Saver menampung tiap tetes ASI yang merembes keluar, baik saat Ibu menyusui di salah satu payudara, atau saat Ibu bekerja dan belum sempat memompa ASI, sehingga ASI itu dapat digabungkan dengan ASI Perah Anda, membuatnya bertambah banyak.
4. Sering ke luar kota.
Mengatasinya:
* Delegasikan tugas dinas kepada yunior atau asisten.
* Mempelajari Cara Menyimpan ASI Saat Travelling agar ASI Perah tidak rusak selama perjalanan.
* Jika memungkinkan, bawa anak beserta pengasuhnya dalam perjalanan dinas.
* Pilihan terakhir, tetap berangkat namun pastikan stok ASI cukup selama Anda tidak ada, serta selama dinas tetap memerah ASI. Jika ASI tak mungkin Anda simpan –karena tak mungkin membawa cooler box– buang ASI dan tetap memerah saat payudara penuh. Dengan demikian produksi tetap lancar.
5. Kejar Tayang
Memerah ASI Berkejaran dengan supply dan demand. Pada minggu pertama seorang ibu baru akan berkejaran dengan permintaan ASI dari bayi dengan ketersediaan ASI. Itu merupakan hal yang wajar. Jika ASI terus dipompa, produksi ASI akan terus bertambah. Jika ASI sudah banyak Anda bisa menaruhnya di freezer. Seorang ibu tidak boleh menunggu memberikan ASI. Jika menunggu pasokan ASI bisa berkurang dan memperburuk keadaan. Bila perlu, bisa minum multivitamin penambah ASI seperti Fenugreek, Nursing Time Tea dan Nursing Blend.
Kurangi penggunaan empeng apabila tidak perlu dan jangan berikan ASI dengan dot karena akan menyebabkan bingung puting.
6. Stres di kantor.
Banyak hal bisa jadi pencetus stres di tempat kerja. Dan ketika Anda masih menyusui, stres ditambah hormon-hormon yang belum pulih benar akan berdampak pada produksi ASI!
Mengatasinya:
* Jangan sensitif menanggapi omongan atau sikap orang lain, fokus bekerja dan menyusui.
* Tetap sibuk agar positive thinking dan tidak sempat mendengarkan gosip.
* Disiplin waktu agar pekerjaan tidak bertumpuk dan bikin stres. Namun, pastikan tetap membina hubungan baik dengan kolega dan klien.
* Letakkan tanaman di meja, aromaterapi, camilan sehat dan foto bayi.
7. Tidak ada ruang memerah ASI.
Mengatasinya:
* Jadikan mobil pribadi sebagai ruang memerah ASI. Pasang gorden, nyalakan AC –buka kaca jendela sedikit, pasang musik, dan perahlah ASI –jangan lupa cuci tangan dulu.
* Alternatif lain, gunakan ruang rapat jika kosong, pinjam rumah atau apartemen teman yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari kantor.
Apapun tantangan dan kesulitan yang dihadapi, Bunda, jangan pernah menyerah untuk terus memberikan ASI untuk bayi. Tetap fokus dan galang dukungan dari orang-orang di sekitar akan sangat membantu.
oleh: wishingbaby