Anda jatuh cinta, Anda menikah, Anda punya anak, atau begitulah ceritanya. Sayangnya, statistik membuktikan sebaliknya: satu di delapan pasangan di Australia mengalami kesulitan punya anak, dan diklasifikasikan “tidak subur”.
Sementara infertilitas biasanya ditimpakan kepada wanita dan sering dianggap sebagai masalah perempuan, diperkirakan bahwa di Australia, infertilitas dialami sekitar satu dari setiap 20 orang.
Setengah dari pasangan yang mengalami masalah infertilitas, masalahnya terletak pada pria, sedangkan 40 persen dari pasangan yang menggunakan teknologi reproduksi, masalahnya juga adalah infertilitas pria.
Namun alih-alih masalah perempuan atau laki-laki, ketidaksuburan merupakan masalah pasangan, kata Profesor Robert McLachlan, direktur Andrologi Australia, yang berspesialisasi dalam kesehatan reproduksi laki-laki dan obat-obatan.
“Perlu usaha bersama pasangan untuk menjadi subur,” katanya. “Karena berbagai alasan, bila pasangan tidak bisa hamil, itu merupakan masalah pasangan, suami dan istri.
Namun, karena kesalahpahaman bahwa ketidaksuburan merupakan salah perempuan, banyak pria yang sama sekali tidak siap menerima kenyataan bahwa yang mengalami masalah reproduksi adalah mereka.
“Bagi seorang pria yang menginginkan untuk menjadi seorang ayah, ini benar-benar sulit diterima,” kata Profesor McLachlan. “Hasil diagnosis dapat menyentuh sisi emosional dan mempengaruhi harga diri seorang laki-laki. Sebagian besar pria yang mengalami masalah ini berpikir mengapa pria lain mampu sedangkan mereka tidak, terlebih lagi ada yang menghubungkan masalah ketidaksuburan mereka dengan maskulinitas, seksualitas dan kejantanan.
Kabar baiknya adalah bahwa karena kemajuan dalam penelitian dalam hal kesuburan dan fungsi sperma, sekarang dimungkinkan bagi banyak laki-laki yang tidak subur untuk menjadi ayah.
Sebab dan Akibat
Jadi apa itu infertilitas laki-laki? Secara umum didefinisikan adalah saat seorang pria tidak dapat ejakulasi air mani yang mengandung sperma dalam jumlah yang cukup dan aktif untuk melewati rahim wanita guna membuahi telur.
Sekitar tiga-perempat dari masalah ketidaksuburan pada pria disebabkan oleh malfungsi dalam proses produksi sperma, dengan jumlah sperma yang sedikit atau masalah motilitas sperma.
Bagi sebagian pria, ada beberapa penyebab dari malfungsi tersebut, contohnya adalah masalah hormon, pengaruh radikal bebas (yang dapat diatasi dengan antioksidan) atau akibat rekam medis yang pernah dilakukan, seperti perawatan testis, gondok atau kanker, ada juga yang karena faktor genetik.
Kelainan genetik yang umum menuju infertilitas laki-laki adalah sindrom Klinefelter, di mana laki-laki memiliki kromosom X tambahan. Kondisi ini mempengaruhi satu dari 600 orang. “Pasien tersebut tidak memiliki sperma dalam air mani, memiliki kadar testosteron rendah dan testikel yang sangat kecil,” kata Profesor McLachlan. (Sumber: Heraldsun)