Usefull links

Contact us

My Cart
Rp 0
My Cart
Rp 0
Blog
Keguguran

Penyebab Keguguran dan Penyakit yang Mempersulit Kehamilan

Beberapa penyakit dapat menyebabkan keguguran, mengganggu kehamilan datau mempersulit terjadinya pembuahan.

Itu sebabnya pasangan yang akan menikah sebaiknya menuntaskan dulu gangguan atau penyakit yang diidap. Beberapa penyakit ini bisa mengganggu kesuburan:

1. Toksoplasma

Toksoplasma adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel satu yang bernama toxoplasma gondii. Biasanya infeksi diperoleh melalui kontak dengan kucing dan kotorannya; mengonsumsi daging belum sepenuhnya matang, sushi-sashmi, atau sayur-sayuran mentah.

Secara umum infeksi akibat kuman tokso tidak menimbulkan gejala pada orang dengan kekebalan tubuh baik, tapi beresiko dalam kehamilan karena parasit itu bisa menginfeksi plasenta dan janin. Janin beresiko terinfeksi sejalan dengan berkembangnya kehamilan.

Bila anda pernah terinfeksi tokso sebelumnya, dokter akan menyarankan untuk menunggu 6 bulan sebelum hamil, dengan pengobatan. Karena kuman toksoplasma yang menginfeksi janin akan menimbulkan kecacatan.

2. Asma

Saluran nafas pada penderita asma biasanya lemah dan banyak lendir, sehingga bernafas jadi sulit. Gejala asma yang umum adalah batuk, nafas pendek dan berbunyi. Bagi sebagian orang, gejala asma tidak selalu muncul, tapi bagi orang lain bisa sangat mengganggu. Serangan asma bisa muncul sewaktu-waktu.

Asma tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikendalikan. Perawatannya termasuk menghindari penyebabnya, menggunakan obat semacam inhalasia ketika serangan datang.

Ibu hamil bernafas untuk dua orang. Bila asma dikelola secara tepat, ibu hamil yang menderita asma tidak akan mengalami komplikasi selama hamil dan melahirkan, sama seperti ibu hamil yang tidak menderita asma. Asma yang tidak dikendalikan dapat berakibat komplikasi kehamilan yang serius seperti preeklamasia, melabirkan bayi prematur atau berat badan rendah.

kekentalan darah3. Darah Kental (Thrombophilia)

Darah kental (thrombophilia) adalah kelainan yang menyebabkan darah mengental. Seseorang dengan kelainan darah ini cenderung membentuk pembekuan darah terlalu cepat, yang diakibatkan oleh banyaknya protein faktor pembeku darah atau terlalu sedikit protein anti pembeku darah yang membatasi formasi pembekuan.

Penyebab thrombophilia ini bisa karena bawaan, bisa juga karena terbentuk setelah lahir. Gangguan atau kelainan darah ini beresiko bagi kehamilan. Sebagian orang yang memiliki kelainan kekentalan darah ini tidak menampakkan gejala, namun kadang-kadang pembeku darah terbentuk di pembuluh vena di kaki bagian bawah yang menyebabkan pembengkakan berwarna merah disertai rasa tak nyaman. Kondisi ini dinamakan trombosis intra vena, yang diketahui lewat pemeriksaan ultrasonografi atau tes lain.

 Kekentalan darah secara umum ditangani dengan obat pengencer darah anticoalgulant. Pengentalan darah bisa menjadi lebih lama ditangani bila penanganannya sempat terputus dan menjalar melalui pembuluh darah menuju organ-organ vital. Ini disebut emboli pembuluh vena atau venous thromboembolism (VTE). Ketika VTE menyumbat pembuluh darah di paru, dapat mengakibatkan emboli pernafasan dan kesulitan bernafas, yang bisa berujung kematian. Pembekuan darah yang terjadi di pembuluh darah di otak bisa mengakibatkan stroke dan serangan jantung.

Trombofilia beresiko pada kehamilan karena pengentalan pada darah terjadi pada pembuluh darah di plasenta yang mengurangi aliran darah menuju janin. Penyakit ini didiagnosa melalui tes darah, dan doker akan menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan kekentalan darah di lab apabila:

– Punya riwayat VTE didalam keluarga

– Punya riwayat komplikasi kehamilan dan keguguran berulang di usia kehamilan diatas 10 minggu, mengalami kematian janin dalam kandungan dan pereklamasia.

 Ibu yang mengalami pengentalan darah dapat hamil dengan sehat. Tetapi kehamilan pada calon ibu pengidap pengentalan darah lebih beresiko dibanding pada calon ibu yang tidak mengidap penyakit ini. Trombofilia beresiko pada kehamilan dalam bentuk:

– Keguguran berulang yang biasanya terjadi di usia kehamilan diatas 10 minggu. Keguguran ini disebabkan embrio tidak berhasil tertanam pada rahim (kegagalan implantasi embrio). Kalaupun berhasil tertanam, tubuh membentuk antibodi dan menganggap jaringan tersebut tak seharusnya ada, sehingga pembuluh darah yang mengalir ke janin menciut, janin tak mendapat nutrisi dan oksigen

– Janin meninggal di usia kehamilan trisemester dua atau tiga.

– Plasenta lepas sebelum melahirkan, mengakibatkan pendarahan hebat yang berbahaya bagi ibu dan bayi.

– Preeklamasia, kehamilan ini berkaitan dengan tingginya tekanan darah yang beresiko bagi ibu dan bayi.

– Pertumbuhan janin yang buruk

– Kelahiran prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu)

Trombofilia terjadi karena beberapa faktor. Selain genetik, penderita diabetes, perokok, kegemukan atau obesitas juga bisa menjadi penyebab trombofilia

Penanganan trombofilia selama hamil

Biasanya ditangani dengan obat anticoagulant (heparin) selama masa kehamilan dan paskamelahirkan, yang diberikan dengan cara suntik satu kali atau lebih setiap hari. Atau dengan pengobatan yagn dsiebut heparin molekuler rendah yang tidak akan memasuki plasenta dan aman bagi janin. Lain halnya dengan obat warfarin (obat anticoagulant oral), karena dapat diserap oleh plasenta dan menyebabkan kecacatan.

4. Tuberkolosis

Infeksi bakteri mycrobacterium tuberculosis yang menyerang paru ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain lewat pernafasan dan kontak langsung. Kuman TB ini dapat bersifat pasif sehingga orang yang terinfeksi tidak merasa sakit. Ketika sistem kekebalan tubuhnya menurun, bakteri ini menjadi aktif dan mengakibatkan infeksi pada paru atau bagian tubuh lainnya. Kuman TB yang berada pada saluran telur atau rongga panggul akan mengakibatkan perlengketan pada saluran telur.

TB akan lebih mudah  menginfeksi ibu hamil karena kekebalan tubuhnya mudah menurun. Bakteri yang aktif pada ibu hamil akan muncul pada bentuk nafas cepat sehingga ibu hamil mudah lelah. Gejala yang muncul sama pada perempuan yang tidak sedang hamil misalnya batuk, demam, dan berat badan turun terus.

Kemungkinan TB menginfeksi janin sangat kecil. Meski begitu, mengetahui sejak dini adanya infeksi bakteri ini tentu lebih baik. Kuman TB yang aktif akan mengganggu pernafasan, yang bisa memicu kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah dan besarnya resiko kematian janin. Ibu hamil yang tidak menyembuhkan TB parunya dapat menulari bayinya sesaat setelah dilahirkan.

5. Gangguan Makan: Anoreksia Bulimia (Tidak Nafsu Makan) yang Menyebabkan Berat Badan Kurang (Kurus)

Penderita anoreksia bulimia menghindari atau menolak makanan, mengeluarkan kembali makanan yang sudah ditelannya.

Bulimia yang menyebabkan penderitanya kurang berat badan mengganggu kesuburan. Kurang nutrisi berdampak pada berat badan yang dapat menyebabkan kerja hormon yang dibutuhkan untuk ovulasi dan siklus menstruasi.

6.  Makan Berlebihan yang Menyebabkan Kegemukan (Obesitas)

Orang yang makan berlebihan menggunakan makanan sebagai cara mengatasi emosi, kecemasan, stres, dan depresi.  Saat tubuh mendapat kalori melebihi jumlah yang dipakai, maka akan disimpan menjadi lemak dalam tubuh.  Berat badan yang berlebihan menghambat kerja hormon karena tingginya kadar lemak dalam darah akan menyebabkan sperma cacat.

“Menyembuhkan” gangguan makan (baik anoreksia maupun obesitas) akan memakan waktu. Bila tak dapat diatasi sendiri, perlu penanganan psikolog karena kedua gangguan makan ini bersumber pada masalah kejiwaan.

7. Epilepsi 

Epilepsi adalah penyakit syaraf yang menimbulkan serangan mendadak dan berulang-ulang. Penyebabnya adalah sinyal-sinyal didalam otak yang mengandung jutaan neuron itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, bisa disebabkan karena cidera di bagian kepala, tumor otak, proses kelahiran dan genetis.

Pengidap epilepsi umumnya mengalami siklus haid tidak teratur dan gangguan ginekologis lain yaitu hormonal yang mempersulit terjadinya konsepsi, dan bila hamil beresiko mengalami anemia, pendarahan selama dan sesudah persalinan, plasenta yang mudah terlepas, tekanan darah tinggi pada usia kehamilan diatas 20 minggu, melahirkan bayi prematur, berat badan rendah. Sebaiknya sering mengunjungi dokter kandungan yang ahli dengan kehamilan resiko tinggi (berpengalaman menangani calon ibu penderita epilepsi) untuk dilakukan pemeriksaan berkala dan diberikan pencegahan.

8. Lupus

Lupus adalah penyakit yang berkaitan dengan kekebalan tubuh, tanpa alasan jelas. Penyakit yang mengacaukan sistim kekebalan tubuh ini meneyrang jaringan dan organ tubuh seperti persendian, ginjal, jantung, paru, otak, darah dan kulit. Dokter biasanya menyarankan agar calon ibu penderita lupus untuk tidak hamil mengingat resiko yang mungkin akan dihadapi. Namun bila hasil konsultasi dengan dokter, lupus itu dapat dikendalikan (atas pengawasan dokter yang ahli dengan kehamilan resiko tinggi (berpengalaman menangani calon ibu penderita lupus) maka ibu akan diberi obat-obatan yang cocok untuk penderita lupus yang hamil.

ibu-diabetes9. Diabetes
Diabetes adalah tingginya kadar gula darah. Dalam kondisi hamil, tingginya kadar gula darah berbahaya bagi janin. Diabetes dapat terjadi sebelum hamil, namun ada juga yang terjadi pada saat hamil. Untuk mengurangi resikonya, penderita diabetes harus mengatur pola makan, olah raga, melakukan tes gula darah dan menjalani pengobatan. Bila ibu sudah menderita diabetes sebelum hamil, konsultasikan dengan dokter, kapan boleh hamil (dokter akan melakukan tes darah glycosylated hemoglobin, analisa urin, tes kolesterol dan trigliserid, dokter juga akan membantu mengendalikan gula darah selama kehamilan.

10. Jantung Bawaan (PJB)
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit yang sudah dibawa sejak lahir, umumnya karena faktor genetik atau infeksi saat masih dalam kandungan.  Pada ibu hamil dengan PJB, gangguan kerja jantung akan bertambah berat di trisemester ke-2, oleh karenanya berkonsultasilah dengan dokter jantung dan dokter kandungan agar mereka dapat menentukan cara melahirkan yang paling aman.

11. Kanker

Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tak bisa dikendalikan. Calon ibu yang memiliki kanker sebaiknya melakukan pengobatan sebelum memutuskan untuk punya anak.

12. HIV/AIDS

AIDS adalah penyakit yang menyerang kekebalan tubuh. Calon ibu yang terinfeksi virus ini sbeaiknya melakukan pengobatan sebelum memutuskan untuk punya anak.  Namun bila sudah hamil, konsultasikan ke dokter agar virus itu tidak menulari bayi, salah satunya adalah minum obat antiretrovirus selama kehamilan (mengurangi kemungkinan bayi tertular dan mencegah calon ibu tidak sakit) dan tidak memberikan ASI karena ada kemungkinan menularkan HIV kepada bayi.

13.  Hipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah desakan darah yang kuat pada dinding arteri. Disebut tinggi apabila tekanan darah berada diatas 140/190 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan jantung koroner, stroke, gagal jantung dan gagal ginjal. Bagi ibu hamil dapat menyebabkan preeklamsia – eklamsia, yang membahayakan nyawa ibu hamil. Oleh karenanya pastikan tensi ibu terkendali, perhatikan juga asupan garam dan olahraga teratur dan kurangi berat badan. Selalu konsultasikan dengan dokter tentang hipertensi ibu.

Sumber: Buku ”Mempersiapkan Kehamilan”

Baca Juga : Cara Cepat Hamil

oleh: wishingbaby