Ketika membicarakan masalah infertilitas, banyak mitos yang salah beredar di tengah masyarakat. Diantara mitos yang paling umum adalah bila pasangan yang sudah menikah lama belum juga mempunyai anak, perempuanlah yang harus disalahkan karena dianggap tidak subur atau tidak bisa menghasilkan keturunan. Kenyataannya adalah sekitar setengah dari semua hambatan ketidaksuburan ada pada laki-laki.
Mitos salah kedua adalah bahwa ketidaksuburan pria dikarenakan jumlahnya yang sedikit. Memang, jumlah sperma yang sehat adalah dimensi penting kesuburan pria, namun selain itu ada banyak faktor fisiologis lainnya (disebut parameter sperma) yang sama pentingnya. Mari kita menjernihkan mitos ini dan melihat apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan kesuburan pada laki-laki.
Sama seperti dengan kesuburan wanita, kesuburan pria cukup kompleks – dan ada banyak variabel mempengaruhi kesehatan sperma. Mari kita lihat pertama pada jumlah sperma dan kemudian kita akan mempelajari parameter kunci lainnya kesuburan laki-laki – termasuk motilitas sperma dan morfologi sperma.
Jumlah sperma adalah konsentrasi sperma yang harus ada (diukur dalam sampel yang diambil). Organisasi Kesehatan Dunia menyediakan pedoman untuk jumlah sperma yang sehat. Tolok ukur untuk hitungan “normal” adalah 20 juta sperma per mililiter – dari 2 ml volume air mani yang diberikan. Itu setara dengan jumlah total sperma per/sampel dari 40 juta.
Jika angka-angka besar mengejutkan, satu kesimpulan adalah bahwa memang dibutuhkan sejumlah besar sperma untuk memastikan bahwa kehamilan tercapai. Itu karena hanya beberapa dari 20-40 juta sperma mampu melalui perjalanan panjang dan sulit melalui leher rahim ke tuba falopi dimana telur menunggu. Dan seperti biasanya hanya ada satu telur dilepaskan selama ovulasi menjadi satu tuba fallopi, sekitar 50% dari setiap sperma yang berenang kemungkinan akan berkumpul di sekitar pintu masuk yang “salah” dari tuba fallopi. Hal ini makin rumit, dan dalam kondisi ideal, sperma hanya dapat hidup untuk beberapa hari didalam rahim, jadi telur harus “tepat waktu” jika ingin pembuahan berlangsung.
Waktu Hubungan Seksual dan Jumlah Sperma
Sebagian besar dokter menyarankan agar pasangan yang sedang berusaha untuk hamil melakukan hubungan seks secara teratur. Namun, dalam kasus jumlah sperma yang kurang, waktu menjadi sebuah variabel. Mengapa? Karena waktu adalah sebuah faktor, sebagaimana juga frekuensi seks, karena butuh waktu bagi sperma untuk matang/terakumulasi. Hubungan seks yang dilakukan setiap hari malah mengeluarkan sperma yang belum cukup banyak/belum cukup matang. Oleh karenanya, jumlah sperma dapat ditingkatkan dengan mengatur interval waktu antara hubungan seks (tidak terlalu sering). Jika Anda mencoba untuk hamil, penting untuk memprediksi ovulasi dan waktu bagi sperma yang matang dalam jumlah cukup banyak. (Melakukan dalam waktu yang tepat dengan tujuan membuahi telur yang juga sedang matang).
Sementara jumlah sperma jelas penting, namun jumlah bukanlah segala-galanya yang menentukan. Sperma harus mampu berenang dengan cara yang berkelanjutan ke depan. Bentuk mereka juga harus normal. Mereka juga harus panjang umur (tidak cepat mati), aktif, punya daya kecepatan dan daya tahan hidup yang baik.
Motilitas sperma ditentukan oleh persentase sperma yang aktif bergerak dan kemampuannya untuk berenang didalam rahim. Motilitas sperma yang baik menjamin vitalitas sperma dan mendorong mereka untuk bergerak didalam rahim menuju permukaan sel telur untuk membuahinya. Tak peduli berapa banyak jumlah sperma, namun bila sperma tidak motil, maka mereka tidak akan dapat melakukan perjalanan panjang yang diperlukan untuk mencapai dan membuahi telur. Sperma harus punya daya tahan hidup yang baik dan tidak lekas mati. Sedangkan morfologi adalah bentuk sperma, sperma harus dalam bentuk normal dan sehat.
Masalah dalam 3 hal fundamental ini: (Jumlah, Motilitas dan Morfologi Sperma) bisa diakibatkan oleh karena gaya hidup, kekurangan zat gizi tertentu, stress, atau infeksi/penyumbatan.
Cara Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sperma
Jadi kabar baiknya apa? Meningkatkan jumlah sperma dan mempromosikan kesehatan fertilitas pria secara keseluruhan adalah hal yang dapat dilakukan oleh para suami melalui perubahan sederhana dalam gaya hidup/diet. Mari kita coba lihat apa yang bisa dilakukan:
- Tak perlu dikatakan, kesehatan yang buruk akan mengakibatkan jumlah sperma jadi sedikit. Jika Anda dan isteri sedang berusaha untuk hamil sebaiknya hentikan penggunaan narkoba, berhenti merokok, dan berhenti minum alkohol.
- Pertimbangkan untuk mengurangi makanan olahan yang tidak sehat dan junk food, dan beralih ke diet protein tinggi kaya sayuran dan biji-bijian tetapi rendah lemak. Bila memungkinkan, makanan organik juga disarankan.
- Olahraga adalah bagian terbesar dari cara gaya hidup sehat, dan akan mengurangi hormon stress yang dapat merusak sperma. Namun olahraga juga jangan terlalu berat/berlebihan.
- Perhatikan juga bila anda menyukai olahraga sepeda, jangan pilih sadel yang membuat testis Anda menjadi kesemutan karena menggangu aliran darah ke pabrik sperma. Demikian pula motor modifikasi yang mesinnya terlalu dekat dengan jok duduk, tidak baik karena panas mesin merusak sperma.
- Timing intercourse (mengatur waktu hubungan seksual/frekwensi seks), sebaiknya dalam interval 3 hari baru dihasilkan sperma yang cukup banyak dan matang. Jangan ejakulasi terlalu sering (misalnya tiap hari atau hanya selang sehari).
- Minum cukup air (jangan dehidrasi)
- Panas juga berpengaruh pada kesehatan sperma. Hindari kebiasaan sauna, berendam air panas, celana ketat. Gantilah dengan pakaian yang sejuk.
- Suplemen seperti FertilAid for Men dapat membantu melengkapi kekurangan gizi yang terkait dengan produksi sperma. Studi klinis terakhir yang dilakukan oleh Ahli Andrologi Amerika dan diterbitkan di (American Society of Andrology’s Annual Proceedings 2009, pg 41) mengungkapkan bahwa FertilAid meningkatkan motilitas dan jumlah sperma.
Suplemen Harian dan Jumlah Sperma
Suplemen seperti FertilAid for Men mengandung bahan terbukti untuk kesuburan yang menunjukkan hasil untuk mendukung parameter kunci sperma, seperti motilitas dan jumlah sperma, yaitu L-Carnitine.
L-Carnitine memainkan peranan penting dalam spermatogenesis dan pengembangan sperma – dan memastikan kualitas dan vitalitas sperma. L-carnitine mendukung proses metabolisme sperma, dan oleh karenananya membantu menyokong motilitas normal. Kandungan mineral seperti zinc, selenium sangat penting bagi kesehatan sperma.
Selain itu, FertilAid Men juga mengandung Maca Root dan Asian Ginseng, bahan herbal yang telah diteliti secara ilmiah untuk meningkatkan produksi dan motilitas sperma.
Antioksidan yang melindungi sperma dari radikal bebas. Radikal bebas merusak jaringan dan sel, mengganggu proses metabolisme vital, termasuk spermatogenesis. Banyak kandungan antioksidan, seperti vitamin C, E, dan kandungan alami seperti Grapeseed Extract. Penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen yang kaya akan antioksidan dapat secara dramatis meningkatkan kesehatan reproduksi dan meningkatkan jumlah sperma.
sumber : wishingbaby